![https://dalkomlollipop.files.wordpress.com/2014/08/grave-of-the-fireflies-cover.jpg](https://dalkomlollipop.files.wordpress.com/2014/08/grave-of-the-fireflies-cover.jpg)
'Grave
of the Fireflies’
yang berarti kuburan kunang-kunang merupakan film animasi super sedih yang
diproduksi oleh studio Ghibli pada tahun 1988. Anime ini mengisahkan kakak
beradik korban perang yang terus berusaha untuk bertahan hidup. Dikisahkan pada
jaman perang dunia II, di mana Amerika menyerang Jepang.
Cerita
dimulai dari tokoh utama, Seita yang terbaring di pinggiran stasiun kereta api
dalam keadaan yang menyedihkan. Ia kemudian mati sambil memegang kaleng bekas
permen buah. Petugas stasiun yang sudah terbiasa menemukan dan ‘membersihkan’
para gelandangan yang mati di sekitar stasiun menemukan kaleng permen buah
berisi abu di tubuh Seita, lalu membuangnya ke rerumputan. Dari kaleng
tersebut, muncullah banyak kunang-kunang, lalu seorang gadis kecil muncul,
hendak menghampiri tubuh kakaknya yang tergeletak kaku di stasiun. Tapi urung,
karena sang kakak telah ada di belakangnya.
Seita
dan Setsuko berjalan bergandengan tangan menuju kereta api. Tanpa kata-kata,
mereka menumpangi kereta api. Setsuko terlihat begitu senang, apalagi saat
memakan permen buah dari dalam kaleng. Keduanya lantas menatap keluar jendela
kereta, melihat pesawat perang berseliweran. Lalu, dimulailah cerita masa lalu
mereka.
Lagi,
musuh meluncurkan serangan udara. Seita yang saat itu tengah mengubur beberapa
bahan makanan di dalam tanah segera menggendong adik kecilnya, Setsuko. Sang
Ibu mengingatkan Seita untuk segera pergi ke pengungsian dan meminta Setsuko
untuk menjadi anak yang baik dan menuruti kata-kata Seita. Seita tak sempat
membawa banyak barang ketika serangan udara tiba di tempatnya, membakar
rumah-rumah di sekitarnya. Ia berlari di antara kobaran api bersama adik
kecilnya yang ia gendong di punggung.
Tak
berapa lama, kota menjadi porak poranda, rumah-rumah dan para warga setempat
menjadi korban. Seita dan Setsuko yang akhirnya diungsikan ke bangunan sekolah
mengetahui bahwa Ibu mereka terkena luka bakar serius, 90% luka bakar dan telah
dievakuasi di salah satu ruangan di gedung sekolah. Salah seorang petugas yang
merupakan teman Ayah Seita menyarankan agar Ibunya dibawa ke rumah sakit yang
tidak terkena serangan. Tapi, sebelum sempat dilarikan ke rumah sakit, sang Ibu
meninggal dunia. Seita pulang ke rumah bibi dari keluarga Ayahnya sambil
membawa abu Ibunya, dan memutuskan untuk merahasiakan hal ini dari Setsuko. Ia
terus mengatakan bahwa sang Ibu masih sakit parah dan jika keadaannya membaik,
ia akan membawa Setsuko bertemu sang Ibu.
Awalnya,
kehidupan Seita dan Setsuko di rumah bibinya itu berjalan baik. Terlebih
setelah Seita membawa makanan yang sempat ia kubur sebelum serangan udara.
Makanan itu membantu banyak. Tapi, lama-kelamaan persediaan makanan semakin
berkurang, jatah beras dari Negara pun hanya sedikit. Sang bibi lalu menjual
kimono-kimono Ibu Seita untuk ditukarkan dengan beras dan membagi duanya dengan
Seita. Lama-kelamaan, persediaan beras semakin berkurang. Bibi Seita mengatakan
bahwa Seita dan Setsuko tidak pantas mendapatkan makanan karena tidak melakukan
hal apapun. Sikap sang bibi lama-lama semakin tidak menyenangkan, ia tidak bisa
memahami keadaan Setsuko yang selalu menangis setiap malam merindukan Ibunya,
sang bibi juga akhirnya mengatakan bahwa sebaiknya mereka memasak makanan
masing-masing.
Seita
mengetahui bahwa sang Ibu memilki tabungan di bank. Ia lalu membeli
kompor,alat-alat memasak, serta bahan makana untuk ia dan adiknya makan
bersama. Situasi ini membuat sang bibi gerah, ia semakin sering mengatakan
hal-hal tidak menyenangkan pada Seita, hingga Seita memutuskan untuk pergi dari
rumah itu bersama adiknya.
Mereka
lalu menemukan sebuah tempat perlindungan mirip gua di tepi danau dan
memutuskan untuk tinggal di sana. Tempat itu aman dari serangan udara. Dengan
sisa-sisa uang tabungan Ibunya, ia membeli beberapa barang dan bahan makanan
untuk kehidupan mereka. Tapi, lama kelamaan, bahan makanan mereka habis.
Kemiskinan warga membuat para petani tak bisa menjual lagi beras. Tak ada lagi
yang bisa dibeli dengan uang.
Di
tempat mereka tinggal, selalu ada kunang-kunang yang menerangi mereka setiap
malam. Tapi, keesokan harinya kunang-kunang tersebut mati. Setsuko mengubur
kunang-kunang tersebut sambil menangis. Ia mengatakan bahwa Ibunya pun sudah
dikubur, lalu bertanya, “Mengapa kunang-kunang mati begitu cepat?”
Suatu
hari, Setsuko mengatakan bahwa ia terkena diare dan merasa aneh. Dari situ
Setsuko sakit, tubuhnya kurus dan lemah. Seita yang setiap hari berusaha
mencari makanan lalu membawa Setsuko ke dokter. Sang Dokter mengatakan bahwa
Setsuko terkena malnutrition atau kekurangan gizi, gadis kecil itu perlu makan
untuk menyembuhkannya. Tapi, Seita tidak punya makanan lagi, tak ada makanan
yang bisa dibeli.
Seita
pulang dari usahanya mencari makanan dan menemukan Setsuko pingsan di tepi
danau. Sejak saat itu keadaan Setsuko begitu lemah, ia hanya berbaring
sepanjang hari. Seita yang pergi ke bank di kota mendengar percakapan bahwa
perang telah usai. Jepang menyerah tanpa syarat, sementara pasukan laut, di
mana Ayah Seita menjadi salah satu tentaranya telah tenggelam tanpa sisa, yang
artinya sang Ayah telah tewas di medan perang.
Seita
yang terpukul pulang ke rumah kecilnya dan menemukan Setsuko terbaring lemah
sambil mengulum kelereng yang ia anggap sebagai permen. Gadis kecil itu juga
mengatakan bahwa ia membuat nasi kepal untuk kakaknya, di mana yang ia sodorkan
adalah batu. Seita yang membawakan semangka, menyuapkan semangka ke mulut
adiknya. Mengatakan agar Setsuko makan semangka selagi ia memasak bubur dan
telur.
Di
akhir cerita, Seita dan Setsuko duduk di atas bangku kayu. Seita mengatakan
“Setsuko, sekarang saatnya untuk tidur.” Setsuko tersenyum, lalu merebahkan
kepalanya di atas pangkuan Seita dan tidur dalam damai. Sementara Seita menatap
ke arah rumahnya dulu yang sekarang telah berubah menjadi bangunan pencakar
langit yang berkilauan.
-TAMAT-
****************************
Aku
pengen cerita sedikit kenapa aku sampai bikin sinopsis film ini :
Awalnya
aku kepo, cari cari film yang seru, sedih, dll. Aku ketiklah di kolom Pencarian
lewat Google "Film film sedih sepanjang masa" dan akhirnya nemu film
yang bikin aku kepo yaitu "Grave of the Fireflies" awalnya
emang bikin bingung sih kenapa film ini termasuk film yang disebut sebut bagus
dan sedih banget. Apalagi ini film udh lama bangett aku aja blom lahir hehehehe.
Dan aku ngk ada sama sekali baca atau cari Sinopsisnya dulu, tapi aku malah
cari Film ini yang ada Sub Indonya dan aku Download deh...hehehehehehe 😂😂😂😂
Abis
aku Download, aku pun nonton pas jam istirahat kerja. Dan asli, ngk ada
Penyesalan sedikit pun Download Film ini, BAGUS, SEDIH, dan NGAJARIN
ARTI SEBUAH DAN PENTINGNYA KELUARGA ITU. Ngk cuma itu aku juga nonton lagi
di rumah, dan asli saking sedihnya aku sampai nangis lagi, sesenggukan pula,
tapi diem diem..malu soalnya klo ketauan...😂😂😂😂
Film
ini menggambarkan bahwa peperangan itu sama sekali tidak memberikan keuntungan
bagi pihak manapun. Justru menyengsarakan mereka yang terlibat di dalamnya.
Selain itu, film ini juga menggambarkan bagaimana kuranganya perhatian dan rasa
simpati orang-orang dewasa di sekitar kedua tokoh utama.
Aku
miris banget dengan keadaan kakak-adik ini, Setsuko meninggal karena kelaparan,
sementara Seita meninggal menjadi gelandangan. Padahal, mereka berdua adalah
anak dari tentara angkatan laut yang sebelumnya merupakan orang berkelas.
Anime
ini ditulis oleh Isao Takahata, diangkat dari novel berjudul sama karya Akiyuki
Nosaka. Film ini dianggap sebgai film anti perang. Tapi, Akiyuki Nosaka sendiri
mengatakan bahwa cerita ini ia buat sebagai ucapan maaf kepada adiknya yang
meninggal karena kekurangan gizi saat perang dunia II. Roger Ebert, seorang
kritikus film dari Chicago Sun-Times mengatakan bahwa ‘The Grave of the
Fireflies’ ini merupakan film animasi perang terbaik. Di tahun 2000, Ebert
memasukkan film ini ke dalam list ‘Great Movies’-nya.
Ada
hal yang menarik perhatianku. Yaitu adalah bibinya Seita yang bersikap egois.
Menganggap keberadaan keponakan mereka ini sebagai beban, padahal, barang
barang peninggalan Ibu Seita banyak membantu mereka dalam mendapatkan
beras. Meski mungkin niat sang bibi untuk mendidik Seita, tapi alangkah kurang
baiknya dia menegur dengan cara yang kasar apalagi sampai menyakiti hari
keponakannya sendiri. Mengatakan agar Seita ikut ke medan perang, sementara
kehidupan adiknya tidak ada yang menjamin. Sewottt banget aku disitu sama
bibinya...
Aku
salut dengan karakter Setsuko yang begitu tegar. Meski dia masih kecil, tapi ia
berusaha untuk bisa bertahan dengan keadaannya. Aku juga banyak nangis dengan
kepolosan Setsuko ini...😭😭😭
"Silakan ditonton dan aku yakin kalian
ngk bakalan nyesel nontonnya. Ada banyak pesan-pesan moral yang bisa diambil
dari sini. Aku juga yakin, abis nonton anime ini, kalian yang punya sodara,
baik itu adik atau kakak, pasti bakalan segera kangen sodara kalian..."
Jangan
lupa siapakan Tissue !!! 😭😭😭
suka banget nonton ini sedih
BalasHapusEMI